Dokter Florida diperiksa dalam kasus Aborsi di mana bayi yang lahir hidup telah dilempar ke dalam kantong sampah dan dibuang.
Berusia delapan belas tahun dan mengandung, Sycloria Williams telah pergi ke sebuah klinik aborsi di luar Miami dan sudah membayar $1,200 bagi Dr. Pierre Jean-Jacque Renelique untuk mengakhiri kehamilannya yang berusia 23 minggu.
Tiga hari kemudian, dia duduk di sebuah
reclining chair (kursi malas yang sandarannya dapat disetel), diberikan obat untuk memperbesar leher rahimnya dan selain itu mempersiapkannya untuk prosedur itu. Hanya saja Renelique tidak tiba tepat pada waktunya. Menurut Williams dan Departemen Kesehatan Florida, dia sudah mengalami persalinan dan telah melahirkan seorang bayi perempuan yang hidup.
Apa yang Williams dan Departemen Kesehatan katakan mengenai yang terjadi kemudian, telah mengejutkan orang-orang dari kedua belah pihak debat aborsi itu: Seorang dari para pemilik klinik tersebut, yang tidak memiliki surat izin medis, telah memotong tali pusar sang bayi. Williams berkata bahwa wanita itu telah menaruh sang bayi ke dalam sebuah kantong plastik
biohazard dan melemparkannya keluar.
Polisi telah menemukan kembali sisaan yang sudah membusuk di dalam sebuah kotak kardus satu minggu kemudian setelah mendapatkan petunjuk tanpa nama.
"Aku tidak peduli apa politik kalian, apa moral kalian, ini seharusnya tidak terjadi di dalam komunitas kita," ucap Tom Pennekamp, seorang pengacara Miami mewakili Williams dalam gugatannya terhadap Renelique (ren-uh-LEEK') dan para pemilik klinik. Majelis Kedokteran negara (
The state Board of Medicine) harus mendengar kasus Renelique di Tampa pada hari Jumat dan untuk menentukan apakah harus mencabut surat izin laki-laki itu. Divisi pembunuhan dari pengacara negara bagian sedang melakukan investigasi, meskipun tidak ada tuntutan yang sudah diarsipkan. Terry Chavez, seorang wanita pembicara dengan Kantor Pengacara Negara Bagian Miami-Dade County, telah berkata minggu ini para penuntut sedang mendekati sebuah keputusan.
Pengacara Renelique, Joseph Harrison, telah menyebut pernyataan-pernyataan tanpa bukti itu paling "sesat dan tidak lengkap" dalam sebuah e-mail kepada The Associated Press. Dia tidak memberikan detailnya.
Kasus ini telah membangkitkan kemarahan komunitas anti-aborsi, yang tetap mengatakan bahwa tindakan-tindakan klinik itu merupakan pembunuhan.
"Bayinya cuma diperlakukan seperti sepotong sampah," ucap Tom Brejcha, presiden dari The Thomas More Society, sebuah perusahaan hukum yang juga sedang mewakili Williams. "Orang-orang di seluruh negeri betul-betul terperanjat."
Bahkan orang-orang yang menyokong hak-hak aborsi cemas tentang pernyataan-pernyataan tanpa bukti itu.
"Ini benar-benar sudah menggangguku," ucap Joanne Sterner, presiden dari the National Organization for Women (Organisasi Nasional bagi Para Wanita) cabang Broward County, setelah meninjau kembali keluhan administratif terhadap Renelique. "Aku tahu ada klinik-klinik seperti ini di luar sana. Dan aku berharap bahwa kita bisa menahan (para wanita) untuk tidak mengunjungi jenis-jenis klinik seperti ini."
Menurut catatan-catatan negara, Renelique telah menerima pelatihan medisnya di the State University of Haiti. Pada tahun 1991, dia telah menyelesaikan praktek sebagai dokter bantu pada bagian kandungan dan penyakit wanita selama empat tahun pada Interfaith Medical Center di New York.
Catatan-catatan New York memperlihatkan bahwa Renelique telah membuat sedikitnya lima pembayaran malpraktek medis pada dekade sebelumnya, keadaan-keadaan keuangan tersebut tidak dirinci dalam pengarsipan.
Beberapa usaha untuk menjangkau Renelique sudah tidak berhasil. Beberapa nomor kantornya sudah diputus, tidak ada nomor rumah yang sudah bisa ditemukan dan dia tidak membalas pesan-pesan yang ditinggalkan pada pengacaranya.
Williams telah bergumul dengan keputusan untuk menjalani sebuah aborsi, kata Pennekamp. Perempuan itu sudah menolak sebuah permintaan wawancara yang telah dibuat melalui pria ini.
Perempuan itu telah menyimpulkan bahwa dia sudah tidak memiliki keterampilan khusus ataupun kedewasaan untuk membesarkan seorang anak, demikian kata Pennekamp, dan telah mendatangi the Miramar Women's Center pada 17 July 2006. Sonograms telah mengindikasikan perempuan itu hamil 23 minggu, menurut Departemen Kesehatan. Dia menjumpai Renelique pada sebuah klinik kedua dua hari kemudian.
Renelique telah memberikan Williams laminaria, suatu obat yang membesarkan leher rahim, dan telah memberikan resep tiga obat-obatan lainnya, menurut keluhan administratif yang diarsip oleh Departemen Kesehatan. Dia masih diperintahkan untuk pergi ke klinik satunya lagi, A Gyn Diagnostic Center di Hialeah, di mana prosedur itu akan dilaksanakan pada hari berikutnya, pada 20 July 2006.
Williams sudah tiba pada pagi harinya dan diberikan lebih banyak obat lagi.
Penjelasan Departemen Kesehatan melanjutkannya sebagai berikut: Persis sebelum sore hari dia sudah mulai merasa sakit. Klinik tersebut telah menghubungi Renelique. Dua jam kemudian, pria itu masih belum muncul. Williams telah mengalami persalinan dan telah melahirkan bayinya.
"Dia sudah berhadapan muka dengan seorang manusia," ucap Pennekamp. "Dan itu sudah mengubah segalanya."
Keluhan mengatakan salah satu dari pemilik klinik tersebut, Belkis Gonzalez telah masuk dan memotong tali pusat bayi dengan gunting, kemudian telah menaruh sang bayi ke dalam sebuah kantong plastik, dan kantong tersebut ke dalam sebuah tong sampah.
Gugatan hukum Williams menyajikan satu laporan yang lebih kasar: Dia berkata Gonzalez telah membunuh bayi itu dengan menjatuhkan sang bayi dari
reclining chair tempat ia telah melahirkan itu, ke lantai. Tali pusat sang bayi sudah tidak diikat, membiarkan darahnya mengucur keluar. Gonzalez menyekop sang bayi, plasentanya dan tembuninya ke dalam sebuah kantong plastik
biohazard berwarna merah dan mencampakkannya keluar.
Tidak ada nomor telepon yang bekerja yang sudah bisa ditemukan untuk Gonzalez, dan seorang pengacara yang telah mewakili klinik tersebut di masa lalu, tidak membalas pesan.
Pada usia 23 minggu, suatu janin yang disebut sehat sudah akan memiliki kemungkinan bertahan hidup yang tipis tetapi sah. Bayi kembar empat yang dilahirkan pada usia 23 minggu pada tahun lalu di The Nebraska Medical Center sudah bertahan hidup.
Sebuah otopsi telah menetapkan bahwa bayi Williams - ia telah menamainya Shanice - sudah mengisi paru-parunya dengan udara, yang artinya dia sudah dilahirkan dalam keadaan hidup, menurut Departemen Kesehatan. Penyebab kematian telah didaftarkan sebagai prematur ekstrim.
Departemen Kesehatan percaya Renelique sudah melakukan malpraktek dengan gagal memastikan bahwa personel yang berizin sudah akan hadir ketika Williams berada di sana, termasuk tindakan-tindakan salah lainnya.
Departemen menginginkan Majelis Kedokteran (
the Board of Medicine), sebuah agen terpisah, agar menarik kembali surat izin Renelique secara permanen, termasuk hukuman-hukuman lainnya. Surat izinnya sekarang ini terbatas, mengizinkan dia untuk melaksanakan aborsi-aborsi hanya ketika seorang anggota medis berizin lainnya hadir dan bisa meninjau ulang catatan-catatan medisnya.
Jika para penuntut mengarsip tuduhan-tuduhan pembunuhan, mereka sudah harus membuktikan bahwa bayi tersebut sudah terlahir hidup, ujar Robert Batey, seorang profesor hukum kriminal pada Stetson University College of Law di Gulfport. Pembelaan diri mungkin saja tetap mengatakan bahwa anak itu sudah mati, tetapi kebanyakan pengadilan tidak akan mengizinkan argumen tersebut, ucapnya.
"Mempercepat kematian seorang individu yang sakitnya sudah tidak tersembuhkan, adalah masih dianggap menyebabkan kematian individu tersebut," demikian ucap Batey. "Dan aku kira sebuah pengadilan akan memutuskan secara resmi dengan serupa dalam kasus semacam ini."